Gamgado.com - Saya baru tau ada istilah childfree (pilihan hidup tanpa anak) beberapa bulan terakhir. Tetapi saya sudah tau saya seorang childfree lebih dari setengah umur saya, bahkan sebelum saya pacaran pertama kali.
Kebanyakan orang ingin punya anak. Tapi saya tau anak bukanlah yang saya inginkan dalam hidup, apalagi dalam pernikahan.
Kebanyakan orang bilang hidup belum sempurna kalau belum punya anak; perempuan belum sempurna kalau belum melahirkan. Tapi saya tau, hidup saya sudah sempurna adanya, tanpa harus ada tambahan suami ataupun anak.
Kebanyakan orang baru paham arti cinta kasih yang sebenarnya setelah punya anak. Tapi saya paham; dan punya anak pun belum tentu jaminan bisa paham arti cinta kasih itu.
Kebanyakan orang punya anak karena takut ditinggal pasangan setelah terlalu lama menikah; ada yang punya anak karena takut masa tua tidak terurus. Tapi saya tau, anak bukanlah jawaban dari rasa takut.
Kebanyakan orang punya anak untuk meneruskan garis keturunan atau mewariskan sesuatu. Tapi saya tau, warisan yang saya beri lebih dari sekadar fisik; mungkin itu sebabnya saya menulis.
Pemikiran childfree membuat saya harus melepas orang-orang yang saya sayangi di masa lalu, tapi saya tidak pernah menyesal. Saya bahagia dengan diri saya, dengan atau tanpa mereka.
Pemikiran childfree membuat saya menderita selama bertahun² karena saya berbeda, tetapi hal itu juga membuat pandangan saya lebih luas, terutama karena saya tidak menggantungkan kebahagiaan saya pada orang lain atau pada keberadaan anak.
Pemikiran childfree membebaskan saya, bahwa saya mampu menciptakan kehidupan yang saya mau, tanpa kewajiban untuk memenuhi tuntutan siapapun, karena saya hanya bertanggung jawab atas kebahagiaan diri saya.
Egois? Pelit? Mungkin. Tapi yang jelas saya tidak munafik. Dan saya tidak memaksakan atau menganjurkan pemikiran saya kepada siapapun. Dan saya bahagia. Karena saya adalah makhluk bebas, dalam setiap aspeknya.
Adakah dari kalian yang childfree seperti aku?