Sumber: Foto/Dok/SINDOnews |
GAMGADO.COM-Saat ini, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) sedang menjadi sorotan publik. Banyak netizen yang protes. Mereka mengatakan bahwasannya beasiswa ini tidak tepat sasaran.
Karena kedapatan ada penerima KIP-Kuliah yang malah membeli barang-barang elektronik mahal atau pergi menonton konser. Seakan biaya yang diberikan hanya untuk berfoya-foya semata.
Hal ini sangat kontras dengan mahasiswa lain yang harus mati-matian berjuang mencari uang karena tidak mendapatkan bantuan dana.
Ada pula mahasiswa yang seharusnya mendapatkan bantuan KIP-Kuliah malah tidak dapat. Sedangkan mereka yang berada di kalangan orang tua mampu, malah merasakan KIP-Kuliah.
Ini kemudian menyulut kemarahan warganet dan ramai diperbincangkan di Twitter. Salah satunya ditulis oleh akun @itbfess.
Sumber: Twitter @itbfess dan @capekreallife |
"Dibalik mahasiswa bidikmisi yg pake iPhone 6-14 dan foya-foya glamour, ada mahasiswa lainnya yg mau bayar UKT aja harus nangis dan bercucur keringat karena pihak kampus tidak memberikan nominal UKT yang sesuai kemampuan ketika melakukan banding. Penasaran? Temukan di ITB!" Tulis Akun @itbfess
"Jujur, temanku ada yang begini... makanya agak bingung di awal. Tapi, gatau bg ya jadi ga berani judge", komentar @ArhabAf.
"Nasib anak orang kaya engga miskin engga", tambah akun lainnya.
Memang fenomena anak penerima KIP-Kuliah yang berfoya-foya sudah tak lagi mengherankan. Di berbagai kampus tentu ada kejadian seperti ini.
Bukan masalah nonton konser atau beli barang elektronik mahal, namun dana beasiswa KIP-Kuliah itu disasarkan untuk mereka yang kurang mampu. Jadi, walaupun foya-foya menggunakan uang sendiri namun jika menerima KIP-Kuliah tentu ini sangat salah sasaran.
Apalagi yang sudah miskin, penerima KIP-Kuliah terus hidupnya hedon lagi, bukankah ini lebih salah? Mau dapat uang dari manapun terserah. Soal memenuhi kebutuhan itu urusan pribadi, tapi jangan sampai memiliki barang mewah dan hidup hedon, padahal penerima KIP-Kuliah.
Itu berarti mereka yang melakukan hal tersebut layak dong membiayai kuliah sendiri, untuk beli barang mewah saja bisa.
Program KIP-Kuliah memang sudah bagus, namun sayangnya sasarannya kurang tepat. Salahnya dari program ini adalah pihak perguruan tinggi yang tidak jeli dalam menentukan pihak-pihak penerima.
Malahan ada juga titipan sana-sini, dari pegawai A, dari Pegawai B, dari Dosen A, dari Dosen B untuk diberikan KIP-Kuliah kepada saudara, sepupu atau bahkan anak sendiri.
Program KIP-Kuliah sudah membantu ribuan anak yang tidak bisa berkuliah untuk dapat melanjutkan masa depannya. Namun mirisnya, sistemnya harus diperbaiki ke depan.
Kemendikbudristek Buka Suara
Anang Ristanto, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat di Kemendikbudristek, menyatakan bahwa proses seleksi untuk penerimaan program beasiswa KIP-Kuliah didasarkan pada informasi yang diberikan oleh perguruan tinggi.
Oleh karena itu, jika ada penerima KIP-Kuliah yang tidak sesuai standar, maka evaluasi harus dimulai dari kampus mahasiswa tersebut.
Anang menyebutkan bahwa perguruan tinggi dapat melakukan evaluasi semesteran pada mahasiswa yang menerima beasiswa KIP-Kuliah.
Apabila terdapat penerima yang terbukti berasal dari keluarga berkecukupan, maka perguruan tinggi dapat melakukan pencabutan status penerima KIP-Kuliah tersebut kepada Kemendikbudristek.
"Siapapun yang menyalahi aturan dan terbukti tidak memenuhi syarat, maka status penerima KIP-Kuliah dapat dibatalkan," dilansir dari kompas.com Kamis (9/2/2023)
Anang menyatakan, program Bidikmisi dan KIP-Kuliah merupakan upaya pemerintah untuk membantu keluarga yang tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Meskipun seleksi ketat dilakukan untuk memberikan bantuan kepada mahasiswa yang tidak mampu, masih ada banyak mahasiswa yang belum mendapatkan bantuan ini.
Menanggapi hal tersebut, Anang menyebut bahwa banyak perguruan tinggi menawarkan beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi dan mahasiswa miskin.