Sumber: karakterunsulbar |
Apa yang kemudian melandaskan pikiran kalian jika mengatakan bahwasannya organisasi mahasiswa itu sudah tidak relevan dan penting lagi bagi mahasiswa. Lantas apa yang membuat kalian yakin?
Perlu kita ketahui bahwa organisasi mahasiswa secara umum itu terdiri atas dua, yakni organisasi eksternal dan organisasi internal.
Organisasi eksterna bisanya merupakan organisasi mahasiswa yang mengelompokkan mahasiswa ke dalam ideologi, baik secara agama, kesukuan dan lain sebagainya. Misalkan HMI, GMKI, GMNI, PMII dan lain-lain.
Sedangkan organisasi internal merupakan organisasi yang berada di dalam lingkup kampus. Misalkan Badan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Bagi saya, saat ini organisasi mahasiswa itu sudah tidak lagi diminati terutama organisasi eksternal. Alasannya kenapa? Mari kita ulas satu-satu.
Pertama, terlalu banyak drama. Organisasi mahasiswa banyak sekali diisi oleh drama-drama dari senior yang tidak bermutu sehingga membuat mahasiswa yang ingin mengikuti organisasi terasa malas. Ada yang hanya ikut satu dua bulan kemudian karena terlalu dikekang oleh berbagai drama makanya keluar. Drama yang dilakukan di dalam pun banyak mulai dari saling sikut, saling debat dan saling menjatuhkan satu sama lain demi menduduki posisi struktural di dalam organisasi tersebut.
Kedua, intervensi senior. Bukan rahasia umum lagi kalau organsasi eksternal kampus maupun internal banyak sekali disusuki oleh senior-senior yang tidak berkepentingan. Mereka berusaha masuk ke dalam lalu seakan-akan ingin berkuasa menindas dan bertindak sewenang-wenang.
Apapun arahan mereka harus diikuti. Junior di organisasi bagaikan babu yang harus mengikuti arahan sang senior. Intervensi senior sangat nyata terlihat, sampai urusan siapa yang harus mengisi posisi struktural pun di intervensi oleh sang senior.
Padahal, ada senior yang sudah berstatus alumni. Lalu kenapa mereka harus ikut campur urusan di dalam organisasi mahasiswa tersebut?
Tentu karena punya kepentingan pribadi, misalkan untuk politik praktis dan lain sebagainya.
Ketiga, banyak rapat ketimbang aksi. Di organisasi terlalu banyak kegiatan rapat. Di dalam forum rapat seakan menjadi tempat beradu argumen sehingga permasalahan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik malah diperpanjang dan berbelit-belit.
Organisasi kampus memang tempat untuk mahasiswa melatih diri. Namun jika terus-terusan rapat, terlalu banyak basa-basi tapi kurang aksi yaa tentu terlihat organisasi sudah tidak menarik lagi untuk diikuti.
Keempat, buang-buang waktu. Akibat rapat sana-sini tiap saat, membahas sesuatu yang tak jelas membuat organisasi mahasiswa seakan hanya buang-buang waktu saja.
Padahal seharusnya, organisasi mahasiswa harusnya memberikan lebih banyak social impact kepada lingkungan sekitar.
Kelima, terjadi dualisme kepemimpinan. Hampir beberapa organisasi eksternal kampus saat ini sudah banyak sekali yang terjadi dualisme kepemimpinan. Akibatnya, organisasi tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Penyebab dualisme karena banyak kubuh yang ingin menjadi pemimpin di dalam organisasi. Sehingga, tidak ada titik terang yang berujung pada proses dualisme kepemimpinan.
Akibatnya, antara kubu A dan B sering kali terjadi debat kusir dan tak jarang melakukan tindakan anarkis. Ini yang kemudian membuat mahasiswa tidak begitu tertarik masuk organisasi karena takut jadi sasaran ketika bergabung dengan organisasi A malah nanti dibenci oleh rekan-rekan lain di organisasi B.
Padahal sesunguhnya, organisasi mahasiswa itu sangat penting. Namun, mau bagaimana jika realita saat ini seperti demikian. Kehidupan dunia yang begitu susah membuat mahasiswa lebih memilih belajar mengejar IPK lebih baik dan ada hasil pasti, dari pada berorganisasi namun tidak mendapat apa-apa.
Mahasiswa lebih memilih menyelesaikan perkuliahan tepat waktu dari pada berlama-lama karena sibuk mengurusi organisasi. Ini karena persaingan dunia kerja sudah semakin ketat, makanya pilihan satu-satunya adalah meningkatkan soft skill dengan fokus berkuliah, mengikuti magang dari pada ikut organisasi.